Bone 9 April 2025 Latenritatta news indonesia ( LNI ).
BONE – Dari pagi bersinar cerah sampai matahari di atas kepala, puluhan pasien di Poli Gigi RSUD Tenriawaru cuma bisa duduk manis—bukan karena antrian panjang, tapi karena kursi-kursi jadi saksi bisu ketiadaan pelayanan.
Sejak jam 08.00 WITA, 9 April 2025 warga sudah berbondong-bondong datang membawa harapan dan gigi yang nyut-nyutan, tapi apa daya, dokter-dokter seakan ditelan bumi. Entah ke mana perginya, yang jelas bukan ke ruang praktik.
Syatir, warga Bone yang kesal, akhirnya melapor ke Rumah Curhat Masyarakat (RCM). “Kami bukan mau minta permen, cuma minta gigi kami ditengok. Masa iya harus curhat dulu baru ditangani?” ujarnya sambil menunjukkan surat rujukan yang sudah lecek karena keseringan dibuka-tutup.
Ironisnya, ini terjadi di tengah semangat Pak Bupati Bone Andi Asman Sulaiman yang ingin “maksimalkan pelayanan publik” sampai rela mencoret ASN dan honorer yang malas-malasan. Tapi kalau seluruh dokter lenyap bak pesulap, publik malah dipaksa latihan sabar tingkat dewa.
Warga berharap kejadian “dokter gigi menghilang ini tidak menjadi sinetron bersambung. Sebab, kalau masyarakat terus menunggu tanpa kepastian, jangan salahkan kalau gigi yang sakit pindah jadi hati yang terluka.
Sementara itu, kursi tunggu di Poli Gigi disebut-sebut akan diusulkan jadi “pahlawan ketenangan” karena berhasil meredam emosi puluhan pasien. Tepuk tangan buat kursi!
Latenritatta News Indonesia
