Bone Sulsel 17 April 2025 ( LNI )
Pengusaha penggilingan padi di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, menyampaikan harapan kepada pemerintah pusat untuk mengalihkan anggaran bantuan pertanian, yang selama ini dialokasikan dalam bentuk alat dan mesin pertanian (alsintan), ke pengadaan drayer oven padi guna mengatasi persoalan pascapanen.
H. Hasan Basri, salah satu pengusaha penggilingan padi di Bone, menegaskan bahwa alsintan di wilayah tersebut sudah tergolong mencukupi. Ia menilai tantangan utama saat ini adalah proses pascapanen, khususnya dalam pengeringan gabah. Menurutnya, banyak hasil panen petani rusak karena tidak tertampung maksimal di gudang, terutama gudang milik Bulog.
“Pada tahun 2024, luas sawah panen padi di Kabupaten Bone mencapai 118.000 hektar, Dengan produksi padi sekitar 700.000 ton tahun 2024.
Jika tidak ada solusi, maka kerugian negara bisa sangat besar akibat rusaknya gabah petani,” ungkap H. Hasan Basri.
Ia mengusulkan agar pemerintah menyediakan sekitar 100 unit drayer oven padi untuk menyeimbangkan kebutuhan pengeringan hasil panen di Bone.
Menariknya, H. Hasan Basri pengusaha penggilingan padi di wilayah Bone SulSel tersebut menyatakan kesediaannya menggunakan anggaran tersebut dalam bentuk pinjaman koperasi.
“Ini bentuk solusi konkret atas keterbatasan gudang Bulog yang tidak mampu menampung seluruh hasil panen. Kami siap berkontribusi melalui skema koperasi,” dicontohkan misalkan anggarannya 1,4 milyar harga drayer bersedia mengembalikan dalam jangka 3 tahun senilai 1,5 milyar.
Harapan ini diutarakan sebagai upaya untuk melindungi hasil panen petani dan mencegah kerugian nasional akibat kehilangan hasil pertanian. Ia berharap pemerintah segera merespons aspirasi ini demi kelangsungan dan kesejahteraan petani padi di Sulawesi Selatan, khususnya Kabupaten Bone.
Dengan cara itu bone pasti akan meraih daerah penghasil beras terbesar di indonesia.