BONE, 15 Sepetember 2025,- Latenritatta New,-
Pendidikan yang bermakna tidak hanya berhenti pada pemahaman teori di dalam kelas, tetapi harus mampu membawa peserta didik untuk menyentuh realitas dan menerapkan ilmu dalam kehidupan. Prinsip inilah yang dipegang teguh oleh Sekolah Islam Ashiddiq Kabupaten Bone, dengan menyelenggarakan kegiatan observasi langsung ke salah satu pabrik tahu di wilayah tersebut pada Minggu, 14 September 2025.
Kegiatan yang diikuti oleh para siswa tersebut merupakan bagian integral dari kurikulum yang bertujuan untuk mentransformasi pengetahuan abstrak menjadi kompetensi nyata. Siswa tidak hanya menjadi penerima informasi pasif, tetapi menjadi pengamat aktif yang mencermati setiap tahap proses produksi, mulai dari pengolahan bahan baku hingga menjadi produk jadi yang siap dipasarkan.
Bapak Dr. Aksi Hamsah selaku pembina sekolah Islam Ashiddiq dalam wawancara latenritatta news, menyatakan, “Ini adalah ikhtiar kami untuk menjembatani kesenjangan antara teori di buku dan praktik di lapangan.
Kami ingin menanamkan dalam diri setiap siswa bahwa setiap ilmu yang diperoleh harus memiliki nilai manfaat (value) dan dapat berkontribusi positif bagi masyarakat sekitarnya. Inilah esensi dari pendidikan yang membebaskan dan memberdayakan.”
Salah satu peserta, Muhammad Fadlan, menyampaikan antusiasmenya. “Kegiatan ini sangat memotivasi kami. Semangat belajar jadi lebih intens karena kami melihat langsung aplikasi ilmu.
Selain itu, kami juga menjadi lebih dekat tidak hanya dengan guru, tetapi juga dengan para pelaku usaha dan masyarakat. Yang terpenting, kegiatan ini membuka wawasan kami tentang pentingnya menciptakan nilai guna dari ilmu yang kami pelajari untuk masa depan.”
Fadlan menambahkan, “Pembelajaran seperti ini mengajarkan bahwa ilmu bukan sekadar untuk diketahui (to be known), tetapi harus diaktualisasikan (to be applied) dalam bentuk yang nyata. Barulah kemudian ilmu itu akan menjadi bermakna dan abadi karena manfaatnya dapat dirasakan oleh orang lain.”
Kunjungan industri ini dinilai sangat strategis dalam membentuk pola pikir (mindset) produktif dan kewirausahaan (entrepreneurship) pada diri siswa. Mereka belajar tentang nilai-nilai kerja keras, ketelitian, manajemen usaha, dan proses kreatif dalam menciptakan sebuah produk.
Mukhawas dalam wawancara sebagai orang tua siswa sangat menaruh harapan agar pengalaman empiris seperti ini dapat memicu lahirnya inovator-inovator muda yang tidak hanya cerdas secara akademik tetapi juga memiliki kepekaan sosial dan kemampuan praktis untuk menjawab tantangan di masyarakat.
Kegiatan ini ditutup dengan refleksi bersama, dimana siswa mendiskusikan temuan dan pelajaran yang didapat, mengaitkannya dengan berbagai disiplin ilmu seperti fisika, kimia, biologi, ekonomi, dan kewirausahaan, sehingga pembelajaran menjadi utuh dan holistik.
Reporter: Tim Redaksi Latenritatta News